Friday, January 6, 2017

3 Denda Kartu Kredit yang Ternyata Bisa Dihilangkan dan Caranya


Semua orang berhak punya kartu kredit. Tapi sekaligus berkewajiban menjalankan aturan-aturannya, terutama soal denda.
Denda kartu kredit memang relatif besar. Makanya, banyak yang protes setiap kali kena denda kartu kredit.
Sejujurnya, fenomena ini aneh sekaligus menggelikan. Denda tentunya gak muncul begitu saja jatuh dari langit. Denda adalah konsekuensi atas kesalahan.
Misalnya, menerobos lampu merah. Kalau ketahuan polisi, jelas bakal kena sanksi. Salah satunya berupa denda.
Ini juga berlaku buat penggunaan kartu kredit. Ketika memakai kartu kredit, ada koridor peraturan yang mesti dipatuhi. Selama enjoy aja dengan peraturan tersebut, pastinya bakal aman-aman saja.
Nah, jika melanggar aturan yang sudah ditetapkan, gak ada gunanya protes. Kecuali memang aturan itu dibuat-dibuat atau terjadi kesalahan teknis, ya. Contohnya sudah bayar tagihan, ada buktinya, tapi di sistem gak tercatat. Silakan protes.
Meski begitu, namanya manusia, kadang bikin kesalahan tanpa sadar. Itu wajar, asal gak berulang. Misalnya karena lagi banyak pekerjaan di kantor, sampai lupa bayar tagihan hingga batas waktu.
Setidaknya ada 3 denda kartu kredit yang kerap dikeluhkan orang. Berikut ini penjelasannya, termasuk cara menghilangkannya.
1. Denda keterlambatan
Denda keterlambatan pembayaran tagihan kartu kredit adalah 3 persen dari tagihan terutan atau maksimal Rp 150 ribu. Ini diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/ 17 /DASP perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu.

Contohnya tagihan sebesar Rp 10 juta. Maka, dendanya adalah Rp 150 ribu. Sebab, 3 persen dari Rp 10 juta adalah Rp 300 ribu—melebihi batas maksimal Rp 150 ribu. Beda kalau tagihannya Rp 200 ribu, misalnya, dikenakan denda 3 persen sebesar Rp 6.000.
Selain itu, jika tanggal jatuh tempo adalah hari libur, tidak dikenakan denda keterlambatan ketika dibayar pas hari kerja. Misalnya jatuh tempo tiap tanggal 11, kebetulan pada bulan Januari itu hari Minggu. Maka, kita boleh bayar tanggal 12 tanpa dikenai biaya tambahan.
2. Denda Overlimit
Denda ini muncul saat kita melebihi limit kartu kredit. Contohnya limit kartu Rp 5 juta, saat kita beli smartphone Rp 7 juta, ada kelebihan Rp 2 juta. Penerbit kartu kredit bisa mendenda kita karena ini.
Biayanya berbeda-beda tergantung bank. Bahkan pada kartu kredit jenis tertentu gak ada denda. Ada pula yang benar-benar membatasi limit. Artinya, kalau limit Rp 5 juta, ya, kalau mau dipakai Rp 5.100.000 pun gak akan bisa. Sistem bank akan otomatis menolak pemakaian itu karena melebihi limit.
3. Denda pembatalan cicilan
Pembatalan di sini bukan berarti udah dapet barangnya, eh, bilang ke bank gak jadi nyicil pakai kartu kredit. Pembatalan cicilan artinya pelunasan lebih cepat.
Misalnya Adi beli microwave Rp 3 juta dengan cara dicicil 6 bulan bunga 0%. Adi hendak melunasi cicilan pada pembayaran ke-3. Artinya, ada sisa 3 kali cicilan yang dirapel. Bank akan menerapkan denda pembatalan cicilan berupa penalti karena melunasi lebih cepat.
Besaran denda ini berbeda-beda tiap bank. Untuk mengetahuinya, tanyakan ke bank penerbit kartu kredit masing-masing.
Untuk menghilangkan denda-denda itu, gampang saja. Kunci utamanya adalah disiplin. Kalau sudah waktunya bayar tagihan, ya lunasi. Kalau memang cicilan 6 bulan, ya patuhi bayar 6 kali.
Contoh langkah konkret khususnya soal denda keterlambatan adalah membiasakan diri membayar beberapa hari sebelum jatuh tempo. Misalnya jatuh tempo tanggal 11, sebisa mungkin sebelum tanggal 8 sudah dilunasi.
Kalau bisa sih, pas gaji masuk, langsung ke ATM dan lunasi tagihan jika sudah keluar. Repot sedikit gak apa-apa, ketimbang bayar denda.

Atau, cari kartu kredit yang bebas dari denda-denda semacam itu. Kebetulan ada kartu kredit baru Citi Simplicity+ dari Citibank yang punya fasilitas antara lain:
– Bebas biaya keterlambatan pembayaran.
– Bebas biaya pemakaian di luar batas kredit
Bahkan ada potongan 10 persen kalau kita melunasi tagihan tepat waktu tiap bulan! Kartu ini cocok banget buat yang betul-betul niat berhemat dan gak mau ribet mikirin denda-denda.

Mau Beli Mobil Modifikasi? Perhatiin Dulu 3 Hal Ini

Beli mobil modifikasi itu nggak salah. Siapa yang nggak mau punya mobil keren dan enak dipakai buat mejeng.


Pasti seru dong tiap hari bawa mobil modif buat ngantor, nemuin client sampai anter pacar. Dijamin deh kegantengan kamu meningkat 70 persen hehehe.


Selain meningkatkan kadar kegantengan, nggak jarang performa mobil modifikasi itu bagus dan harga jualnya cenderung turun. Bisa jadi kamu untung ketika beli mobil modifikasi.

Tapi kamu harus tetap waspada, mobil itu adalah mobil bekas. Kamu nggak tahu gimana empunya mobil itu memperlakukan tunggangannya kan.


Nih, ada 3 hal yang wajib kamu perhatiin sebelum beli mobil modifikasi. Yuk disimak.

1. Pahami riwayat mobil

Setelah kamu lihat mobilnya, jangan lupa cek STNK dan surat-surat lainnya. Jangan sampai warna mobilnya beda sama yang tertera di STNK.  

Pahami seluk-beluk mobil yang akan kamu beli dari tahun pembuatannya dan catatan servisnya. Hal ini penting buat kamu yang mau mengganti sparepartnya.


Pastikan BPKB dan faktur pembelian ada. Kenali bagian mana yang sudah dimodifikasi. Pastikan, apakah mobil itu pernah tabrakan maut apa enggak. Atau jangan-jangan bekas dipakai balapan.


Hati-hati lho mobil bekas tabrakan itu bisa dipoles sedemikian rupa sampai benar-benar nggak berbekas. Perhatikan kesimetrisan lekukan mobilnya. Amati juga kaca depan dan belakangnya. mobil yang sudah tabrakan pasti pemasangan kacanya nggak terlalu sempurna.


Urusan kilometer mobil juga nggak kalah penting. Dan nggak jarang juga lho KM sering direset (dimundurkan) sebelum dijual. Intinya, jangan terkecoh sama penampilan mobil. 

Bodi mulus, pakai bodykit , spoiler sporty, dan harga miring udah pasti menggoda. Jangan keburu nafsu ya, telusuri dulu. 


2. Perhatikan kaki-kaki mobil
 

Salah satu sektor yang paling sering dimodifikasi adalah bagian velg. Ganti velg itu sama aja kayak ganti sepatu. Banyak orang yang mengganti velgnya dengan velg racing atau yang ukurannya lebih besar dari standar biar kelihatan gagah.


Padahal, velg original atau bawaan itu sudah teruji standar keamanannya. Kalau mau diganti dengan velg yang ukurannya lebih besar, nggak bisa sembarangan lho.
 

Salah modifikasi dalam hal velg bisa berakibat memperpendek umur kaki-kaki mobil. Seperti tie-rod end, ball joint, maupun bearing roda.

Nggak jarang ditemukan, seseorang menggunakan velg Ring 17, padahal ukuran velg standar mobilnya adalah Ring 15. Beban putar sistem kemudi mobil juga jadi berat. Konsumsi bensin biasanya jadi boros.


Makanya sebelum memutuskan beli mobil modifikasi yang udah bervelg cantik, ajak empu mobil itu ke bengkel bareng. Cek semua sektor kaki-kaki.


Jangan lupa test drive mobilnya dulu. Dengerin bunyi kaki-kakinya terutama ketika kamu hantam lobang di jalan.


3. Kondisi mesin
 

Sektor ini juga jangan pernah dilupakan. Belum tentu semua mobil modif itu kondisi mesinnya bagus. Kalau mereka salah modif ya pasti nggak karuan hehe.


Beberapa pemilik mobil kerap memodifikasi di sektor mesin untuk menghasilkan tenaga pacu yang lebih besar. Mungkin ada yang melakukan porting polish atau menghaluskan bagian dinding lubang dalam intake dan exhaust. Atau dengan ganti filter udara.

Gimana kalau kejadiannya, mobil modif itu tarikannya enteng, akselerasinya mantap tapi mesinnya gampang panas. Bahkan pernah overheat.

Kalau mesin langsung panas ketika baru dipacu sebentar, tandanya ada settingan yang nggak beres. Nggak usah dibeli deh, mending cari yang lain.


Lagi-lagi ajak aja si empunya ke bengkel untuk cek mesin. Atau bawa montir langganan kamu saat liat mobilnya.


So, gimana sudah siap mau beli mobil modifikasi? Jangan sampai ketidaktelitianmu jadi bumerang ketika beli mobil. Reparasi mobil itu nggak murah ya dan bisa menyiksa keuangan kamu. 

Modifikasi itu punya beragam klasifikasi, ada dari sisi fashion (mengedepankan penampilan) dan ada juga yang mengedepankan performa (mesin). Dari klasifikasi, ada aliran modifikasi seperti JDM (menggunakan semua komponen Jepang), Hellaflush (gaya modif offset velg), Dub (mewah), VIP, dan lainnya. Pahami dulu ya, banyak baca-baca majalah atau portal berita otomotif deh.

Pastikan juga, kamu beli mobil sama orang yang memang paham modifikasi. Sehingga modifikasi mobil yang akan kamu beli benar-benar menambah performa mobil tersebut bukan malah sebaliknya.
Jangan lupa dengan tiga tips ini. Dan selamat berburu mobil modif.

Jangan Percaya 6 Mitos Ini Kalau Mau Jadi Orang Sukses

Sebagai orang Indonesia, mitos sudah jadi makanan sehari-hari. Di tanah Jawa, khususnya, banyak mitos terkait dengan kehidupan.

Salah satunya, larangan orang Sunda menikahi orang Jawa. Mitos ini masih ada sampai sekarang, meski terkesan gak masuk akal.

Ternyata, larangan itu muncul dari sejarah perang zaman Majapahit! Alkisah, raja Majapahit melamar putri Sunda. Tapi ketika akan dilangsungkan pernikahan, malah kerajaan Sunda diserang untuk dikuasai.

Timbullah dendam yang melatari munculnya mitos tersebut. Walau mitos, masih ada yang memegangnya lho. Padahal tergolong gak berfaedah.

Dalam dunia usaha, mitos semacam itu ada juga. Malah, mitos ini sangat mempengaruhi sukses-tidaknya seseorang, tapi masih ada yang percaya.

Kalau kamu termasuk yang gak mau jadi orang sukses, percayai saja 6 mitos ini.

1. Lulusan SMA doang

Kesuksesan gak ditentukan oleh ijazah. Lihat tuh Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti. Ijazahnya cuma SMP lho.

Sementara itu, dalam tiap job fair masih banyak lulusan sarjana yang susah cari kerja. Pendidikan itu penting, tapi buang jauh-jauh deh mitos harus punya ijazah sarjana untuk jadi sukses.

2. Gak ada riwayat sukses

Omong kosong jika mengatakan riwayat orang tua atau keluarga yang sukses mempengaruhi garis kesuksesan keturunannya. Orang tua sukses gak selalu menandakan anaknya sukses juga.

Udah gak terhitung orang yang sukses dari keluarga miskin. Howard Schultz, misalnya, bisa sukses dengan Starbucks meski terlahir dari keluarga miskin di permukiman yang miskin pula.

3. Garis nasib gak mendukung

Entah itu zodiak, shio, garis tangan, atau ramalan apa pun yang bilang peruntungan gak bagus, jangan percaya. Kita gak bisa memilih dilahirkan kapan atau di mana, tapi bisa menentukan sendiri sukses atau tidak.

Ramalan-ramalan seperti itu dibikin asyik saja. Kalau bagus dipercaya, kalau enggak ngapain percaya malah bikin down.

4. Perempuan susah sukses

Mau perempuan mau laki-laki, semua orang berkesempatan sama untuk menjadi sukses. Sekarang sudah bukan eranya perempuan di bawah pria.

Banyak wanita yang memegang jabatan tertinggi dalam suatu perusahaan. Marissa Mayer yang memimpin Yahoo, contohnya. Atau Sri Mulyani yang memimpin Kementerian Keuangan.

5. Terlalu muda

Muda kerja, tua kaya-raya, mati masuk surga. Begitu ungkapan yang didambakan terwujud dalam kehidupan hampir tiap orang. Gimana kalau muda kaya-raya, tua tambah kaya, mati masuk surga.

Itu gak mustahil. Siapa yang bisa nolak menjadi orang muda yang sukses. Contohlah Mark Zuckerberg atau Andrew Darwis, yang bisa merasakan nikmatnya kesuksesan saat masih muda.

6. Serba terbatas

Semua orang punya keterbatasan, tapi itu bukanlah alasan untuk menjauhkan diri dari kesuksesan. Yang punya masalah disabilitas, misalnya, masih bisa sukses kok. Seperti Ludwig van Beethoven, yang punya masalah pendengaran tapi mampu jadi komposer andal.

Keterbatasan mestinya dipandang sebagai rintangan yang mesti dilewati, bukan dijauhi. Jika sukses melewatinya, bukan mustahil kesuksesan ada di depan mata.

Modal usaha juga termasuk dalam keterbatasan yang mestinya diatasi. Modal yang sedikit bukan berarti usaha gak bakal sukses.

Memang, mungkin operasinya gak selancar yang modalnya berjibun. Toh, masalah modal bisa ditanggulangi dengan beragam cara, antara lain pinjam ke bank.

Usahakan mencari pinjaman ke bank ketimbang rentenir atau lembaga partikelir lainnya. Sebab, pinjaman dari bank ada dasar hukumnya. 

Segala macam ketentuan seperti bunga, penalti, dan lain-lain sudah diatur. Sedangkan pinjaman dari rentenir bisa ditentukan sendiri aturannya, yang sering dengan bunga mencekik.
Gak ada alasan untuk mempercayai mitos yang menjauhkan diri dari kesuksesan. Telisik dulu mitos itu, lalu ambil kesimpulan. Jika banyak gak masuk akalnya, buat apa dipercaya. Setuju?

Bisnis Bersama Pasangan Itu Seru, Nggak Percaya? Nih Buktinya

Bisnis bersama pasangan adalah hal yang wajar, seru dan sudah terbukti kesuksesannya. Kamu pernah belanja baju di Forever 21? Atau tahu kan gerai Forever 21 kan yang ada di mal-mal? Itu bukti kesuksesan bisnis bersama pasangan lho.

Kisah perusahaan retail terbesar ke 5 di Amerika Serikat itu berawal dari sepasang pasangan asal Korea yang jadi datang ke AS sebagai imigran pada 1981 silam. Sang suami bernama Do Won Chang dan istrinya Jin Sook Chang keduanya masih berusia 20 tahunan.

Pasangan asal Negeri Ginseng itu nggak fasih berbahasa Inggris dan nggak punya gelar sarjana. Do Won Chang bekerja agak serabutan Selama tiga tahun.

Pagi ia bekerja di restoran (coffe shop) dan siang di pom bensin. Dia juga buka menawarkan jasa sebagai cleaning service. Sementara itu istrinya adalah penata rambut.

Inspirasi bisnis Chang berawal ketika ia melihat pengusaha kaya yang mengendarai mobil mewah ternyata berbisnis di industri pakaian. Ia pun memutuskan untuk mendirikan bisnis garment sama istrinya.

Chang pun berhasil mengumpulkan 11-ribu Dollar AS selama 3 tahun bekerja dari 1981 hingga 1983. Setahun kemudian, mereka membuka toko pakaian seluas 900 meter persegi di L.A. bernama Fashion 21. Setahun kemudian, penjualan Fashion 21 berhasil menyentuh 700-ribu Dollar AS.

Chang langsung membuka gerai baru setiap 6 bulan. Fashion 21 pun mengalami rebranding, namanya berubah menjadi Forever 21. Dan saat ini, Forever 21 meraup omzet sebesar 4,4 miliar Dollar AS dari 790 gerai yang tersebar di 50 negara. Keren kan!

Nah terbukti kan kalau bisnis bersama pasangan itu seru dan bisa cepat sukses. Tapi jangan salah, keluarga Chang juga menerapkan prinsip ini sebagai ramuan kesuksesannya. 

1. Keluarga adalah yang paling dipercaya

Sebagai kepala keluarga, hanya keluarganyalah yang dipercaya oleh Do Won untuk mengelola bisnis. Selain istrinya, Do Won juga melibatkan dua putrinya Linda dan Esther.

Saat Do Won dan Jin Sook mengelola jalannya perusahaan, Linda bertugas sebagai marketing. Dan Esther ikut andil dalam hal yang berkaitan dengan visual, seperti desain interior gerai-gerai Forever 21.

2. Sukses itu bak lari marathon 

Tahu dong sama yang namanya lari marathon. Chang selalu bilang kalau sukses itu ibarat lari marathon, bukan lari jarak pendek ya.

Lari marathon itu kan jaraknya jauh banget bahkan sampai 42 KM ditambah 195 Meter. Beda sama lari yang jaraknya 400 Meter.

Kesimpulannya ya, nggak ada kesuksesan yang instan. Semuanya butuh proses lama dan kudu sabar ya, nikmatin aja. Jangan berhenti belajar dan jangan lupa bahagia pastinya. 

3. Kita selalu berubah

Berubah di sini bukan berarti labil berubah bisnis lho. Tapi menyesuaikan diri dengan perkembangan.
Fashion khususnya buat perempuan adalah hal yang kompleks. Kok bisa? Karena perubahan trennya sangat cepat.

Kalau kita kelamaan mikir ya ketinggalan peluang. Terlalu cepat mikir juga nggak bagus karena terlalu dini. Perubahan yang ideal itu adalah yang tepat waktu.

So, dari pelajaran yang bisa ditarik dari prinsip ini adalah “jeli” dalam melihat peluang. Meleng sedikit ya kacau deh.

Lantas gimana suka duka bisnis bersama pasangan?

Udah pasti ya kalau punya komitmen seperti itu, kapanpun keluarga Chang selalu ngebahas bisnis. Lagi makan bahas bisnis, peri ke luar negeri ya ujung-ujungnya business visit bukan jalan-jalan hehe.

Linda Chang saja pernah bilang kalau hidupnya stressful banget, karena bapak dan ibunya adalah bosnya. Dia nggak pernah punya waktu buat dirinya.

Tapi itulah yang namanya kerja keras bro sist! Lihat saja keuntungan mereka aja udah miliaran Dollar AS. 7 turunan juga nggak bakal habis deh duitnya.

Kelebihan bisnis bersama pasangan ya setiap masalah diselesaikan secara kekeluargaan.  Bantu-membantu itu pasti dilakukan karena dasar utama dari bisnis sama pasangan adalah sukses bersama.
Intinya ya sama-sama mikir, sama-sama capek dan sama-sama sukses. Kalau sudah sukses sang anak bisa jadi pewaris takhta dan kesuksesan kamu berdua. Seru kan? Ibarat bangun kejayaan bersama dari 0.

Gimana guys, sudah ada ide mau bisnis apa sama istri atau suami? Semoga sukses ya dengan usahanya.

Thursday, January 5, 2017

Lebih Hemat Mana, Transaksi Tunai atau Non-Tunai?


Pada 2014, Bank Indonesia meluncurkan program Gerakan Nasional Non-Tunai. Salah satu tujuannya adalah mempermudah transaksi keuangan.
Soal transaksi jadi mudah, sudah jelas. Tapi ada satu hal lain yang menjadi dasar digalakkannya gerakan non-tunai ini: bisa lebih hemat.
Benarkah transaksi non-tunai bisa bikin kita lebih hemat dalam keuangan? Apa kalau transaksi tunai pasti lebih boros? Mari kita bedah bersama-sama.
Transakasi Non-Tunai vs Tunai
Seperti namanya, transaksi non-tunai sama sekali gak melibatkan duit cash. Yang diperlukan adalah kartu atau kertas sebagai alat pembayaran.
Kartu yang bisa digunakan untuk transaksi non-tunai antara lain:
1. Kartu kredit
Kartu ini diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan yang berwenang dengan cara nasabah mengajukan permohonan terlebih dulu. Jika memakai kartu kredit untuk transaksi, kita mesti membayar belakangan ketika tagihan datang.
Saat akan membeli barang, berikan kartu kredit ke petugas kasir. Nantinya petugas akan memasukkan data harga barang ke mesin EDC, lalu menggesekkan kartu itu.
Untuk verifikasi transaksi, kita selaku pemilik kartu kredit memasukkan nomor identifikasi personal (PIN). Dulu, verifikasi bisa pakai tanda tangan. Tapi sudah ada aturan yang mewajibkan penggunaan PIN demi keamanan.
2. Kartu debit
Kartu debit sering juga disebut sebagai kartu ATM. Jika membuka rekening tabungan di bank, biasanya akan dapat kartu ini untuk menarik uang di mesin ATM atau transaksi.
Bedanya dengan kartu kredit adalah kita bisa menggunakan kartu debit untuk transaksi hanya jika ada dana di tabungan. Sebab, dana akan otomatis terpotong saat kita menggunakannya untuk transaksi.
Verifikasi transaksi dengan kartu debit juga memakai PIN. Prosesnya pun sama dengan kartu kredit, yakni lewat mesin EDC.
3. Kartu uang elektronik
Kartu yang juga kerap dinamai e-money ini cukup jauh berbeda dengan kartu debit dan kredit. Cara kerjanya lebih mirip dengan voucher pulsa.
Untuk bisa menggunakan e-money untuk transaksi, kita harus mengisinya dulu. Kartu ini umumnya diterbitkan bank, antara lain lewat kerja sama dengan pihak lain seperti minimarket atau angkutan umum.
Penggunaan kartu uang elektronik biasanya bisa juga untuk naik angkutan umum, misalnya kereta komuter dan bus Transjakarta di Ibu Kota. Kartu ini dapat dipakai juga untuk bayar tarif tol lewat gerbang khusus yang biasanya sepi antrean.
Selain 3 kartu itu, sebenarnya ada alat transaksi non-tunai lainnya seperti cek dan giro. Tapi nasabah individu jarang menggunakannya. Biasanya, alat itu dipakai untuk transaksi perusahaan atau dalam jumlah besar.
Melihat penjelasan di atas, terlihat bahwa jika memilih transaksi menggunakan metode non-tunai, kita gak perlu pegang duit banyak-banyak. Di dompet cukuplah Rp 100-200 ribu.
Dengan demikian, godaan untuk beli ini-itu pakai duit cash bisa lebih ditekan. Memang, jika belanja pakai kartu bisa juga kalap.
Namun pemakaian kartu untuk belanja bisa lebih dijaga. Dengan kartu kredit, misalnya, ada limit yang ditentukan bank.
Kita pun bisa menentukan limit sendiri agar gak kebablasan. Contohnya limit dari bank Rp 5 juta, kita tetapkan Rp 3 juta saja. Jika pemakaian sudah Rp 3 juta, stop pakai kartu kredit sampai tagihan terlunasi.
Dengan menggunakan transaksi non-tunai, kita pun bisa terhindar dari kesalahan hitungan. Pernah gak kita ngasih duit kelebihan tanpa sadar. Tahu-tahu ngecek di dompet sudah berkurang lebih dari yang seharusnya.
Kalau pakai kartu, kita bisa bayar pas dengan melihat layar pada mesin EDC. Petugas kasir pun gak akan memberikan kembalian berupa permen jika kurang Rp 100.
Kita otomatis membantu penjual dan kasir terhindar dari korupsi, lho. Jika kita memberikan duit kelebihan, pasti ada godaan untuk mereka tidak mengembalikan duit itu.
Nah, kalau pakai transaksi non-tunai, nominal harga sudah terlihat oleh kedua pihak. Kita pun jadi bisa berhemat, sementara mereka gak repot menghitung uang yang kita berikan dan menyiapkan kembalian.
Yang juga penting, sering ada diskon jika pakai kartu-kartu itu untuk transaksi. Ini khususnya kartu kredit, yang kerap menjalin kerja sama dengan merchant untuk memberikan diskon serta rewards bagi penggunanya.

Wednesday, January 4, 2017

10 Cara Mengisi Waktu Luang yang Bakal Bikin Bisnis Kamu Lancar

Mengisi waktu luang itu banyak caranya lho. Sayang banget kalau waktu luang kamu hilang begitu aja tanpa ada yang dihasilkan.


Selalu ingat ya, duit yang habis masih bisa cari. Tapi kalau waktu yang habis, kamu nggak akan bisa beli atau cari.


Makanya, jangan sia-siakan waktumu. Simak nih cara mengisi waktu luang yang bakal bikin bisnismu lancar.


1.Hangout dengan client lama


Ketika bisnis kamu lagi lancar-lancarnya nih, cobalah mengisi waktu luang dengan kongko bersama client lama. Dan jangan lupa, ceritain juga progres bisnismu ke dia.


Sesukses apapun bisnismu, jangan pernah melupakan client lama. Karena mereka juga penyumbang omzet buatmu. Nggak menutup kemungkinan kan mereka bakal order barang atau jasamu lagi.


2.Nongkrong dengan teman-teman


Selain client lama, jangan lupakan teman-teman terdekatmu. Biasanya, ide pengembangan bisnis juga bisa muncul dari teman.


Kalau temanmu juga punya usaha, kamu bisa lihat apakah ada peluang kerja sama. Kerja sama dengan teman, kenapa tidak?  


3.Dengarkan audiobook untuk belajar


Sebagai pebisnis, belajar itu wajib. Apalagi yang bisnisnya sedang dalam tahap pengembangan. Dengarkan audiobook saja buat mengisi waktu luang kamu.


Kamu nggak perlu buka buku tebal atau baca-baca e-book di laptop. Kamu juga bisa dengarkan audiobook waktu kamu santai, nyetir, atau pas lagi di mall. Praktis kan?


4.Baca berita online lewat smartphone


Wajib juga hukumnya bagi pengusaha untuk update sama perkembangan terkini. Selalu cek portal berita online favorit kamu di waktu senggang.


Mengisi waktu luang dengan baca berita itu banyak manfaatnya. Selain bisa paham akan tren pasar saat ini, kamu bakal bisa memprediksi kondisi pasar di masa yang akan datang.


Nggak jarang para pengamat ekonomi memberikan analisa pasar lewat media. Analisa-analisa itu berguna buat masa depan bisnis kamu.  


5.Cek semua email yang masuk


Jangan lupa buat ngecek semua unread email yang masuk. Bisa jadi ada email penting dari calon client baru kamu.


Bersihkan juga email spam yang masuk, agar kotak emailmu terlihat bersih. Kalau sudah bersih kan kamu juga nyaman ketika buka email.


6.Kumpul bersama keluarga


Nggak peduli seberapa besar omzet bisnismu, kumpul bersama keluarga itu penting buat mengisi waktu luang. Bahkan kamu belum bisa dianggap sukses kalau tidak memiliki hubungan baik sama keluarga.


Ajak mereka sarapan pagi, olahraga bareng atau jalan-jalan sambil nonton. Kumpul bersama keluarga juga bisa mengurangi stress.


7.Lakukan evaluasi terhadap bisnismu


Coba deh pikirkan apa yang harus diperbaiki dari bisnis kamu. Dan apa saja yang sudah berjalan dengan baik.


Evaluasi memang penting, karena ini menyangkut masa depan bisnismu. Apa yang sudah berjalan baik pastinya harus dipertahankan.

8.Tulis target-target jangka pendek atau panjang


Setelah melakukan evaluasi, cobalah merenung sejenak untuk mikirin target jangka pendek atau panjang bisnismu. Bulan depan apa yangmau kamu capai? Siapa yang berpotensi jadi client baru? Promosi seperti apa yang efisien? 

Ketika target udah jelas, kamu bisa lebih fokus dalam gerakin bisnismu. Kalau perlu sekalian aja susun rencana kamu untuk beberapa hari ke depan.


9.Mengajar


Mengisi waktu luang dengan mengajar adalah cara yang bagus buat kamu untuk belajar. Berbagi ilmu pengetahuan itu mulia banget.



Proses mengajar ini bisa ngebantu kamu melihat kebutuhan industri dengan jelas. Kamu bisa belajar memahami perspektif orang lain dalam beragam hal.


Cobalah jadi mentor bagi karyawan atau anak magang. Keberhasilan mereka di masa depan bakal jadi bukti kesuksesan kamu.


10.Olahraga pastinya


Sempatkan waktu buat olahraga itu wajib. Sebagai pengusaha, kamu butuh badan sehat dan penuh energi.


Kalau kamu adalah seorang “morning person,” biasakan olahraga minimal 30 menit setelah sarapan. Atau mungkin kamu adalah pribadi yang gemar ke gym malam-malam. Sah-sah saja kok, intinya adalah olahraga dengan rutin.


Gimana bos, sudah siap atur jadwal buat mengisi waktu luang? Jangan lupa 10 hal ini ya. Semoga sukses terus.




Buat Suami Istri, Pakai Kartu Kredit Tambahan atau Berbeda?

o the point saja, enak mana ya suami istri itu punya kartu kredit berbeda atau salah satu pakai kartu kredit tambahan?
 
Bisa panjang jawabnya. Apalagi tiap pilihan pasti beda konsekuensi. Meski begitu, substansinya tetap sama yakni sebagai alat pembayaran yang praktis.

Mungkin diasumsikan kartu kredit tambahan cenderung dipilih pasangan di mana sang istri memutuskan jadi ibu rumah tangga.

Lain halnya yang sang istri bekerja dan punya pendapatan sendiri, pilihannya bisa jatuh pada punya kartu kredit sendiri yang terpisah dari suami.

Lagi-lagi, ini soal pilihan dan tergantung kebutuhan. Enggak perlu ributkan pilihan kartu kredit tambahan itu lebih baik ketimbang bikin kartu kredit sendiri. Begitu pun sebaliknya. 

Karena semunya menawarkan kenyamanan sendiri-sendiri, ada baiknya urusan ini dirembug dulu. 

Bikin daftar yang komplet apa saja plus minus antara kartu kredit tambahan dengan bikin kartu kredit yang terpisah.

Bila pilihan jatuh pada kartu kredit tambahan

Oke, yang pertama mulai dulu dari kartu kredit tambahan. Sesuai namanya, kartu kredit ini merupakan ‘tambahan’ dari kartu kredit utama.

Kartu kredit tambahan ini bisa digunakan atau diatasnamakan suami atau istri. Nantinya tagihan dari kartu kredit tambahan itu digabung dengan kartu kredit utama.

Di sini nilai plusnya. Si pemegang kartu kredit utama bisa mengontrol semua transaksi kartu kredit tambahan. Selain itu, bayar tagihan menjadi satu sehingga enggak perlu khawatir ada yang tercecer.

Minusnya, kadang kala kartu tambahan ikut dikenakan annual fee meski nilainya kadang hanya separuh dari kartu utama. Meski begitu, ada pula kartu tambahan yang free annual fee.

Kemudian, kartu kredit tambahan memiliki limit yang tergabung dengan kartu utama. Misalnya limit kartu kredit utama Rp 20 juta. Maka kartu kredit tambahan pun ikut limit kartu utama.

Tapi, kalau kartu kredit utama Anda sudah terpakai limit Rp 15 juta, maka kartu tambahan bisa dipakai limitnya maksimal Rp 5 juta saja. 

Pendek kata, penggunaannya tidak leluasa karena limitnya sangat tergantung dengan transaksi kartu kredit lain. 

Oh ya, pastikan pasangan paham masalah limit ini. Jangan sampai karena ketidaktahuan lalu pemakaian kartu kredit bisa over limit. Ujungnya, kena biaya over limit.

Singkatnya, kartu kredit tambahan itu seperti kartu kredit yang dibelah dua. Suami dan istri sama-sama bisa pakai kartu kredit tapi limitnya jadi satu.

Berikutnya kalau pilih kartu kredit berbeda

Keputusan punya kartu kredit sendiri yang berbeda dengan pasangan bila tujuannya ingin ‘mengejar’ limit yang besar. Selain itu, jatuhkan pada pilihan ini lebih rasional bila kartu tambahan ternyata kena biaya tahunan juga.

Berasa rugi kan ambil kartu kredit tambahan jika harus bayar biaya tahunan sendiri. Lebih enak diberikan kartu kredit lagi oleh pihak bank dengan limit terpisah.

Berikutnya soal program promo dan rewards. Fasilitas promo dan rewards ini kadang kala enggak bisa dinikmati pemegang kartu kredit tambahan. Misalnya saja cicilan nol persen, cash back, hadiah langsung, dan lain sebagainya.

Padahal, fasilitas ini yang jadi nilai lebih dari kartu kredit. Nah, kalau kartu kredit tambahan fakir fasilitas itu, tentu lebih enak punya kartu kredit sendiri.

Sekarang Ending-nya

Ketika sudah terjembreng perbedaan dari keduanya, tinggal pilih mana yang relevan dengan kebutuhan.
 
Bila ingin mengontrol pengeluaran pasangan atau takut kebablasan pakai kartu kredit, cocoknya pakai yang tambahan.

Kartu tambahan pas pula bagi golongan ‘stay-at-home mom’. Emak-emak tetap bisa belanja kebutuhan keluarga atau pribadi dengan kartu kredit tanpa harus capek-capek ajukan aplikasi.

Kemudian bagi pasangan yang sama-sama bekerja, masing-masing bisa punya kartu kredit terpisah. Bisa pula alasannya, ingin memaksimalkan fitur kartu kredit.

Misalnya suami pegang kartu kredit yang menawarkan promo traveling atau yang sering diskon barang elektronik. Sedangkan istri ambil kartu kredit dengan fitur cicilan nol persen, diskon di restoran, dan cash back saat transaksi.

Tinggal rembugan deh untuk mencapai kesepakatan. Buka-bukaan saja sama pasangan. Tentukan bareng-bareng batas kemampuan finansial mengingat kartu kredit itu berurusan sama uang dan utang.

Dari buka-bukaan soal kartu kredit ini bakal terlihat betapa kebahagiaan dalam rumah tangga bukan sekadar dari cinta, tapi kesepahaman seputar uang bersama akan membuat rumah tangga lebih bahagia lagi.

Betul tidak? (Aa Gym mode on)