Thursday, December 29, 2016

Gak Pernah Olahraga, Jangan Harap Keuangan Terjaga


Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Itu pepatah lama yang relevansinya terus ada sampai sekarang.

Tapi ada satu lagi pepatah soal kesehatan yang juga masih relevan. Di luar tubuh yang sehat, ada kondisi keuangan yang kuat.

Begini penjelasannya. Tahu dong, kalimat sindiran yang sering dikumandangkan para aktivis: orang miskin dilarang sakit.

Kalimat itu ada benarnya. Sudah banyak berita tentang warga yang keuangannya lemah mesti menerima nasib dirawat di rumah meski penyakitnya parah.

Penyebabnya satu: gak punya biaya. Mau ke rumah sakit, harus bayar uang jaminan jutaan rupiah. Sedangkan duit di tabungan gak cukup untuk itu.

Apalagi nanti masih harus bayar biaya selama di rumah sakit. Karena itulah mereka lebih memilih rumah sebagai tempat perawatan, meski taruhannya adalah nyawa karena minimnya peralatan.

Kesehatan memang mahal harganya. Suka gak suka, mau gak mau, begitulah kenyataannya. Untuk terhindar dari jurang akibat kesehatan yang menurun, ada satu cara: berolahraga.

Memang, olahraga hanya satu faktor. Tapi faktor ini begitu penting diperhatikan agar kesehatan gak terganggu, sehingga keuangan pun aman.

Berikut ini sederet alasan kenapa olahraga itu penting demi menjaga keuangan.

1. Sekali sakit parah, bubrah

Orang yang gak pernah sakit bisa saja langsung tepar begitu kena. Lihat saja presenter terkenal Gugun Gondrong. Sebelumnya, dia gak pernah merasa sakit.

Mencegah lebih baik daripada mengobat, kerja keras boleh, olahraga jangan lupa (ilustrasi mau disuntik/Kompasiana)
 
Tapi tiba-tiba gak sadarkan diri. Oleh dokter, dia divonis tumor otak. Itu Gugun sudah hobi berolahraga, lho. Bagaimana yang gak pernah berolahraga?

Sakit yang parah otomatis membuat aktivitas terganggu. Artinya, penghasilan gak lancar seperti sebelumnya, bahkan bisa jadi terhenti total.

Belum lagi mesti keluar duit untuk bayar biaya pengobatan, perawatan, dan pemulihan. Kalau sudah ada BPJS atau asuransi, mungkin bisa mending. Tapi tetap saja, kehidupan bakal terganggu.

2. Kuras segalanya

Selain uang, tenaga dan waktu bakal terkuras ketika sudah jatuh sakit. Kita bakal dipaksa mengorbankan segalanya demi pemulihan diri.

Bahkan almarhum Olga sampai menjual rumahnya untuk pengobatan (Berita Olga Syahputra/Liputan6)

Setiap hari harus terapi. Kemudian kontrol ke dokter rutin seminggu dua kali. Itu belum termasuk minum obat macam-macam.

Apalagi jika penyakitnya memerlukan obat khusus yang harganya mahal. Bahkan kadang obat itu gak selalu ada ketika dibutuhkan, alias antre dulu. Kebayang kan ribetnya.

3. Kubur segalanya

Dengan kondisi tubuh sakit, susah untuk mengejar target dalam kehidupan. Target karir, jodoh, semua mesti terkubur.

Mungkin beberapa masih bisa menyelamatkan target itu. Namun harus ada revisi, karena kondisi dan situasi sudah berubah.

Jika masih konsisten dengan target sebelumnya, tidak logis. Walau begitu, tetap saja, rasa sakit harus dihadapi demi meraih target kehidupan yang diinginkan, bukan malah menyerah pada nasib.

4. Sehat sejahtera

Olahraga gak selalu harus ke gym 2-3 jam. Cukup joging pagi atau perbanyak jalan kaki tiap hari. Yang penting adalah olahraga dilakukan dengan rutin dan gak memaksakan diri.

Joging sama keluarga, kemudian sarapan bareng, santai bareng. Sehat, sejahtera, bahagia (Joging/IStockphoto)

Saat kondisi tubuh lagi gak fit, misalnya, gak perlu joging hingga 5 kilometer seperti biasanya. Satu kilometer juga cukup. Bahkan kalau memang harus isitrahat, ya sudah. Joging libur dulu.

Olahraga membuat kita sehat dan sejahtera. Dengan kondisi kesehatan baik, kita bisa lancar menjalankan aktivitas sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan dunia kerja.

Saat badan sehat, kerja pun gak akan terganggu. Dengan demikian, usaha untuk mencapai impian dalam hidup bisa lebih dimaksimalkan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.