Wednesday, January 4, 2017

Buat Suami Istri, Pakai Kartu Kredit Tambahan atau Berbeda?

To the point saja, enak mana ya suami istri itu punya kartu kredit berbeda atau salah satu pakai kartu kredit tambahan?
Bisa panjang jawabnya. Apalagi tiap pilihan pasti beda konsekuensi. Meski begitu, substansinya tetap sama yakni sebagai alat pembayaran yang praktis.
Mungkin diasumsikan kartu kredit tambahan cenderung dipilih pasangan di mana sang istri memutuskan jadi ibu rumah tangga.
Lain halnya yang sang istri bekerja dan punya pendapatan sendiri, pilihannya bisa jatuh pada punya kartu kredit sendiri yang terpisah dari suami.
Lagi-lagi, ini soal pilihan dan tergantung kebutuhan. Enggak perlu ributkan pilihan kartu kredit tambahan itu lebih baik ketimbang bikin kartu kredit sendiri. Begitu pun sebaliknya.
Karena semunya menawarkan kenyamanan sendiri-sendiri, ada baiknya urusan ini dirembug dulu. Bikin daftar yang komplet apa saja plus minus antara kartu kredit tambahan dengan bikin kartu kredit yang terpisah.
Bila pilihan jatuh pada kartu kredit tambahan
Oke, yang pertama mulai dulu dari kartu kredit tambahan. Sesuai namanya, kartu kredit ini merupakan ‘tambahan’ dari kartu kredit utama.
Kartu kredit tambahan ini bisa digunakan atau diatasnamakan suami atau istri. Nantinya tagihan dari kartu kredit tambahan itu digabung dengan kartu kredit utama.
Di sini nilai plusnya. Si pemegang kartu kredit utama bisa mengontrol semua transaksi kartu kredit tambahan. Selain itu, bayar tagihan menjadi satu sehingga enggak perlu khawatir ada yang tercecer.
Minusnya, kadang kala kartu tambahan ikut dikenakan annual fee meski nilainya kadang hanya separuh dari kartu utama. Meski begitu, ada pula kartu tambahan yang free annual fee.
Kemudian, kartu kredit tambahan memiliki limit yang tergabung dengan kartu utama. Misalnya limit kartu kredit utama Rp 20 juta. Maka kartu kredit tambahan pun ikut limit kartu utama.
Tapi, kalau kartu kredit utama Anda sudah terpakai limit Rp 15 juta, maka kartu tambahan bisa dipakai limitnya maksimal Rp 5 juta saja.
Pendek kata, penggunaannya tidak leluasa karena limitnya sangat tergantung dengan transaksi kartu kredit lain.
Oh ya, pastikan pasangan paham masalah limit ini. Jangan sampai karena ketidaktahuan lalu pemakaian kartu kredit bisa over limit. Ujungnya, kena biaya over limit.
Singkatnya, kartu kredit tambahan itu seperti kartu kredit yang dibelah dua. Suami dan istri sama-sama bisa pakai kartu kredit tapi limitnya jadi satu.
Berikutnya kalau pilih kartu kredit berbeda
Keputusan punya kartu kredit sendiri yang berbeda dengan pasangan bila tujuannya ingin ‘mengejar’ limit yang besar. Selain itu, jatuhkan pada pilihan ini lebih rasional bila kartu tambahan ternyata kena biaya tahunan juga.
Berasa rugi kan ambil kartu kredit tambahan jika harus bayar biaya tahunan sendiri. Lebih enak diberikan kartu kredit lagi oleh pihak bank dengan limit terpisah.
Berikutnya soal program promo dan rewards. Fasilitas promo dan rewards ini kadang kala enggak bisa dinikmati pemegang kartu kredit tambahan. Misalnya saja cicilan nol persen, cash back, hadiah langsung, dan lain sebagainya.
Padahal, fasilitas ini yang jadi nilai lebih dari kartu kredit. Nah, kalau kartu kredit tambahan fakir fasilitas itu, tentu lebih enak punya kartu kredit sendiri.
Sekarang Ending-nya
Ketika sudah terjembreng perbedaan dari keduanya, tinggal pilih mana yang relevan dengan kebutuhan.
Bila ingin mengontrol pengeluaran pasangan atau takut kebablasan pakai kartu kredit, cocoknya pakai yang tambahan.
Kartu tambahan pas pula bagi golongan ‘stay-at-home mom’. Emak-emak tetap bisa belanja kebutuhan keluarga atau pribadi dengan kartu kredit tanpa harus capek-capek ajukan aplikasi.
Kemudian bagi pasangan yang sama-sama bekerja, masing-masing bisa punya kartu kredit terpisah. Bisa pula alasannya, ingin memaksimalkan fitur kartu kredit.
Misalnya suami pegang kartu kredit yang menawarkan promo traveling atau yang sering diskon barang elektronik. Sedangkan istri ambil kartu kredit dengan fitur cicilan nol persen, diskon di restoran, dan cash back saat transaksi.
Tinggal rembugan deh untuk mencapai kesepakatan. Buka-bukaan saja sama pasangan. Tentukan bareng-bareng batas kemampuan finansial mengingat kartu kredit itu berurusan sama uang dan utang.
Dari buka-bukaan soal kartu kredit ini bakal terlihat betapa kebahagiaan dalam rumah tangga bukan sekadar dari cinta, tapi kesepahaman seputar uang bersama akan membuat rumah tangga lebih bahagia lagi.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.