Wednesday, January 4, 2017

Masih Usia Kepala 2, Nabung Buat Traveling atau Nyicil Rumah?

Usia kepala 2 adalah masanya dilema. Di satu sisi, gejolak kawula muda masih menggelora sehingga susah mikir kebutuhan masa depan. Di sisi lain, masa depan mesti dipikirkan kalau gak mau hidupnya suram.

Pasalnya, pada usia tersebut kita merasa sudah bisa cari duit sendiri. Tiap bulan rekening terisi oleh gaji, bukan lagi donasi dari orang tua.

Salah satu dilema yang dihadapi orang-orang berusia kepala 2 adalah nabung buat traveling atau nyicil rumah. Ini terutama dirasakan mereka yang punya hobi bepergian.

Usia kepala 2 adalah krusial, suram-cerahnya masa depan kadang ditentukan pada masa ini (individu usia kepala 2/Teentext)

Setelah biaya gak jadi masalah, hampir tiap bulan selalu pergi ke luar kota. Bahkan ke luar negeri. Mumpung masih muda, begitu alasannya.

Tapi kebutuhan akan hunian perlahan mulai mendesak, seiring dengan bertambahnya usia. Tahu-tahu sudah berusia kepala 3 dan masih numpang di rumah orang tua, ah, pasti situasi ini dihindari.

Sebenarnya, kedua hal tersebut penting. Bahkan traveling pun penting untuk masa depan karena kita bisa menimba pengalaman untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari, termasuk dalam karir atau usaha.

Tapi kita mesti bijak dalam menentukan prioritas. Kecuali ada dana di tabungan gak terbatas.
Untungnya ada banyak fasilitas keuangan sekarang yang bisa membantu dalam masalah dilema ini.

Ongkos traveling bisa ditekan lewat sejumlah cara, sementara beli rumah bisa dicicil sampai 25 tahun lamanya.

Traveling Murah

Piknik adalah salah satu cara menyegarkan pikiran. Tapi piknik yang bermanfaat seperti itu gak harus mahal. Berikut ini caranya:

1. Rencanakan jauh hari

Dengan merencanakannya jauh hari, kita bisa cari tiket murah atau promo. Bujet pun bisa diatur seberapa, sehingga bisa disiapkan tanpa kudu cari utangan ke sana-kemari.

Traveling bisa murah, bahkan gratis dengan modal kartu kredit (ilustrasi traveling/MSECND)

2. Bandingkan

Kalau mau piknik murah, jangan malas membandingkan tarif tiket dan penginapan. Cari alternatif sebanyak-banyaknya lewat Internet, misalnya di booking.com atau situs sejenis.

3. Jangan memaksa

Piknik bukanlah kebutuhan utama manusia. Jadi, jangan memaksakan diri bepergian jika memang dana lagi gak ada. Masak, rela gak makan seharian agar bisa tamasya ke luar kota.

4. Pakai kartu kredit

Sudah banyak kartu kredit khusus traveler yang menawarkan beragam fasilitas piknik, dari tiket murah, ruang tunggu asoy di bandara, sampai cashback. Jika kita memang mau sering pergi-pergi, coba apply kartu kredit ini aja.

Beli Rumah

Kredit pemilikan rumah (KPR) adalah dewa penolong bagi mereka yang gak punya dana cukup buat beli hunian secara cash. Yang usianya kepala 2 mesti tahu betul caranya memanfatkan layanan ini.

Hanya dengan membayar uang muka, kita udah bisa menghuni rumah sendiri. Besaran uang muka ini gak tetap, berubah sesuai dengan aturan pemerintah. Untuk saat ini, besarannya adalah 20 persen.



Uang muka inilah yang mesti menjadi fokus utama. Kita mesti menghitung berapa gaji yang mesti disisihkan tiap bulan untuk membayar uang muka rumah impian.

Buat yang gajinya sebatas UMR, pemerintah punya solusi rumah subsidi. Meski ada subsidi, kita tetap perlu keluar dana gak sedikit untuk beli rumah tersebut.

Karena itulah diperlukan rencana keuangan yang matang. Rencana ini pun mesti dipatuhi agar segala target keuangan tercapai, bukan hanya dibuat.

Kesimpulan

Melihat penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa hobi traveling dan niat bel rumah sendiri bukanlah hal yang bertentangan. Justru ketika usia masih kepala 2, keduanya bisa dijalankan bersama-sama.

Syaratnya, kita harus pandai-pandai menghitung kemampuan finansial dalam rencana keuangan. Rumus umum alokasi gaji adalah 40 persen untuk kebutuhan/belanja, 20 persen tabungan/investasi, 30 persen bayar utang/cicilan, dan 10 persen untuk sosial/donasi.

Jika gak punya utang, 30 persen itu bisa dimasukkan ke pos lain, terutama tabungan/investasi. Yang perlu diingat adalah traveling bukan tergolong kebutuhan pokok, sedangkan rumah atau hunian sebaliknya.

Akan lebih bijak jika kita mengutamakan kebutuhan pokok di atas kepentingan lainnya. Gak mau kan, selamanya menumpang di rumah orang tua, apalagi kalau sudah menikah. Mumpung usia kepala 2, rencanakan segalanya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.