o the point saja, enak mana ya suami istri itu punya kartu kredit berbeda atau salah satu pakai kartu kredit tambahan?
Bisa panjang jawabnya. Apalagi tiap
pilihan pasti beda konsekuensi. Meski begitu, substansinya tetap sama
yakni sebagai alat pembayaran yang praktis.
Mungkin diasumsikan kartu kredit tambahan cenderung dipilih pasangan di mana sang istri memutuskan jadi ibu rumah tangga.
Lain halnya yang sang istri bekerja
dan punya pendapatan sendiri, pilihannya bisa jatuh pada punya kartu
kredit sendiri yang terpisah dari suami.
Lagi-lagi, ini soal pilihan dan
tergantung kebutuhan. Enggak perlu ributkan pilihan kartu kredit
tambahan itu lebih baik ketimbang bikin kartu kredit sendiri. Begitu pun
sebaliknya.
Karena semunya menawarkan kenyamanan
sendiri-sendiri, ada baiknya urusan ini dirembug dulu.
Bikin daftar yang
komplet apa saja plus minus antara kartu kredit tambahan dengan bikin
kartu kredit yang terpisah.
Bila pilihan jatuh pada kartu kredit tambahan
Oke, yang pertama mulai dulu dari
kartu kredit tambahan. Sesuai namanya, kartu kredit ini merupakan
‘tambahan’ dari kartu kredit utama.
Kartu kredit tambahan ini bisa
digunakan atau diatasnamakan suami atau istri. Nantinya tagihan dari
kartu kredit tambahan itu digabung dengan kartu kredit utama.
Di sini nilai plusnya. Si pemegang
kartu kredit utama bisa mengontrol semua transaksi kartu kredit
tambahan. Selain itu, bayar tagihan menjadi satu sehingga enggak perlu
khawatir ada yang tercecer.
Minusnya, kadang kala kartu tambahan
ikut dikenakan annual fee meski nilainya kadang hanya separuh dari kartu
utama. Meski begitu, ada pula kartu tambahan yang free annual fee.
Kemudian, kartu kredit tambahan
memiliki limit yang tergabung dengan kartu utama. Misalnya limit kartu
kredit utama Rp 20 juta. Maka kartu kredit tambahan pun ikut limit kartu
utama.
Tapi, kalau kartu kredit utama Anda
sudah terpakai limit Rp 15 juta, maka kartu tambahan bisa dipakai
limitnya maksimal Rp 5 juta saja.
Pendek kata, penggunaannya tidak leluasa karena limitnya sangat tergantung dengan transaksi kartu kredit lain.
Oh ya, pastikan pasangan paham masalah
limit ini. Jangan sampai karena ketidaktahuan lalu pemakaian kartu
kredit bisa over limit. Ujungnya, kena biaya over limit.
Singkatnya, kartu kredit tambahan itu
seperti kartu kredit yang dibelah dua. Suami dan istri sama-sama bisa
pakai kartu kredit tapi limitnya jadi satu.
Berikutnya kalau pilih kartu kredit berbeda
Keputusan punya kartu kredit sendiri
yang berbeda dengan pasangan bila tujuannya ingin ‘mengejar’ limit yang
besar. Selain itu, jatuhkan pada pilihan ini lebih rasional bila kartu
tambahan ternyata kena biaya tahunan juga.
Berasa rugi kan ambil kartu kredit
tambahan jika harus bayar biaya tahunan sendiri. Lebih enak diberikan
kartu kredit lagi oleh pihak bank dengan limit terpisah.
Berikutnya soal program promo dan
rewards. Fasilitas promo dan rewards ini kadang kala enggak bisa
dinikmati pemegang kartu kredit tambahan. Misalnya saja cicilan nol
persen, cash back, hadiah langsung, dan lain sebagainya.
Padahal, fasilitas ini yang jadi nilai
lebih dari kartu kredit. Nah, kalau kartu kredit tambahan fakir
fasilitas itu, tentu lebih enak punya kartu kredit sendiri.
Sekarang Ending-nya
Ketika sudah terjembreng perbedaan dari keduanya, tinggal pilih mana yang relevan dengan kebutuhan.
Bila ingin mengontrol pengeluaran pasangan atau takut kebablasan pakai kartu kredit, cocoknya pakai yang tambahan.
Kartu tambahan pas pula bagi golongan
‘stay-at-home mom’. Emak-emak tetap bisa belanja kebutuhan keluarga atau
pribadi dengan kartu kredit tanpa harus capek-capek ajukan aplikasi.
Kemudian bagi pasangan yang sama-sama
bekerja, masing-masing bisa punya kartu kredit terpisah. Bisa pula
alasannya, ingin memaksimalkan fitur kartu kredit.
Misalnya suami pegang kartu kredit
yang menawarkan promo traveling atau yang sering diskon barang
elektronik. Sedangkan istri ambil kartu kredit dengan fitur cicilan nol
persen, diskon di restoran, dan cash back saat transaksi.
Tinggal rembugan deh untuk mencapai
kesepakatan. Buka-bukaan saja sama pasangan. Tentukan bareng-bareng
batas kemampuan finansial mengingat kartu kredit itu berurusan sama uang
dan utang.
Dari buka-bukaan soal kartu kredit ini
bakal terlihat betapa kebahagiaan dalam rumah tangga bukan sekadar dari
cinta, tapi kesepahaman seputar uang bersama akan membuat rumah tangga
lebih bahagia lagi.
Betul tidak? (Aa Gym mode on)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.