Sebagai orang Indonesia, mitos sudah jadi makanan sehari-hari. Di tanah Jawa, khususnya, banyak mitos terkait dengan kehidupan.
Salah satunya, larangan orang Sunda menikahi orang Jawa. Mitos ini masih ada sampai sekarang, meski terkesan gak masuk akal.
Ternyata, larangan itu muncul dari
sejarah perang zaman Majapahit! Alkisah, raja Majapahit melamar putri
Sunda. Tapi ketika akan dilangsungkan pernikahan, malah kerajaan Sunda
diserang untuk dikuasai.
Timbullah dendam yang melatari
munculnya mitos tersebut. Walau mitos, masih ada yang memegangnya lho.
Padahal tergolong gak berfaedah.
Dalam dunia usaha, mitos semacam itu
ada juga. Malah, mitos ini sangat mempengaruhi sukses-tidaknya
seseorang, tapi masih ada yang percaya.
Kalau kamu termasuk yang gak mau jadi orang sukses, percayai saja 6 mitos ini.
1. Lulusan SMA doang
Kesuksesan gak ditentukan oleh ijazah. Lihat tuh Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti. Ijazahnya cuma SMP lho.
Sementara itu, dalam tiap job fair
masih banyak lulusan sarjana yang susah cari kerja. Pendidikan itu
penting, tapi buang jauh-jauh deh mitos harus punya ijazah sarjana untuk
jadi sukses.
2. Gak ada riwayat sukses
Omong kosong jika mengatakan riwayat
orang tua atau keluarga yang sukses mempengaruhi garis kesuksesan
keturunannya. Orang tua sukses gak selalu menandakan anaknya sukses
juga.
Udah gak terhitung orang yang sukses
dari keluarga miskin. Howard Schultz, misalnya, bisa sukses dengan
Starbucks meski terlahir dari keluarga miskin di permukiman yang miskin
pula.
3. Garis nasib gak mendukung
Entah itu zodiak, shio, garis tangan,
atau ramalan apa pun yang bilang peruntungan gak bagus, jangan percaya.
Kita gak bisa memilih dilahirkan kapan atau di mana, tapi bisa
menentukan sendiri sukses atau tidak.
Ramalan-ramalan seperti itu dibikin asyik saja. Kalau bagus dipercaya, kalau enggak ngapain percaya malah bikin down.
4. Perempuan susah sukses
Mau perempuan mau laki-laki, semua
orang berkesempatan sama untuk menjadi sukses. Sekarang sudah bukan
eranya perempuan di bawah pria.
Banyak wanita yang memegang jabatan
tertinggi dalam suatu perusahaan. Marissa Mayer yang memimpin Yahoo,
contohnya. Atau Sri Mulyani yang memimpin Kementerian Keuangan.
5. Terlalu muda
Muda kerja, tua kaya-raya, mati masuk
surga. Begitu ungkapan yang didambakan terwujud dalam kehidupan hampir
tiap orang. Gimana kalau muda kaya-raya, tua tambah kaya, mati masuk
surga.
Itu gak mustahil. Siapa yang bisa
nolak menjadi orang muda yang sukses. Contohlah Mark Zuckerberg atau
Andrew Darwis, yang bisa merasakan nikmatnya kesuksesan saat masih muda.
6. Serba terbatas
Semua orang punya keterbatasan, tapi
itu bukanlah alasan untuk menjauhkan diri dari kesuksesan. Yang punya
masalah disabilitas, misalnya, masih bisa sukses kok. Seperti Ludwig van
Beethoven, yang punya masalah pendengaran tapi mampu jadi komposer
andal.
Keterbatasan mestinya dipandang
sebagai rintangan yang mesti dilewati, bukan dijauhi. Jika sukses
melewatinya, bukan mustahil kesuksesan ada di depan mata.
Modal usaha juga termasuk dalam keterbatasan yang mestinya diatasi. Modal yang sedikit bukan berarti usaha gak bakal sukses.
Memang, mungkin operasinya gak
selancar yang modalnya berjibun. Toh, masalah modal bisa ditanggulangi
dengan beragam cara, antara lain pinjam ke bank.
Usahakan mencari pinjaman ke bank
ketimbang rentenir atau lembaga partikelir lainnya. Sebab, pinjaman dari
bank ada dasar hukumnya.
Segala macam ketentuan seperti bunga,
penalti, dan lain-lain sudah diatur. Sedangkan pinjaman dari rentenir
bisa ditentukan sendiri aturannya, yang sering dengan bunga mencekik.
Gak ada alasan untuk mempercayai mitos
yang menjauhkan diri dari kesuksesan. Telisik dulu mitos itu, lalu
ambil kesimpulan. Jika banyak gak masuk akalnya, buat apa dipercaya.
Setuju?
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.